Tuesday, October 22, 2013

Tales of Two Cafes in Muscat: "Al Hooti & Al Mouj"

Nukilan dari: (Musrifah Rustam) - Diplomat's Spouse


My tummy yearns for hearty breakfast 
I wanna have it now and truly fast ... 
Where do I go without rush and fuss? 
Al Hooti the answer one could trust! 

Other times I wanna relax facing the green ... 
For Western breakfast with original baked beans 
Al Mouj here I come in my worn-out old jeans 
TQ Mr Right, you make me feel like a Queen! 

I have prata and curry at Cafe Al Hooti 
Sometimes thin dosa with sweet chai tea 
Chicken masala was yummy and truly tasty 
The foods were good just as I love the pasty 

In Al Mouj I prefer the ClubHouse Breakfast style 
With sautéed mushrooms all the while 
Also the omelette in a huge pile 
Oh! The hearty breakfast made me smile ... 

Both cafes I frequented during weekends 
With my better half and sometimes friends 
One is a simple cafe but the other of high ends 
In both, I enjoyed the meals also my time well spent! 

Al Hooti is closed to Al Khuwair Home Centre 
Al Mouj creates relaxation the minute we enter 
Posh cafe for everyone but meant for golfer 
Both have their own aura and attractions to offer!


Wednesday, October 9, 2013

Dari Kacamata Gary

Nukilan dari: Mama Gary (Musrifah Rustam)




Oh! Rumah Malaysia indah dan permai
Tempat tinggalku yang aman dan selesa
Selalu bikin hatiku ceria dan damai
Tempat kunjungan orang berbilang bangsa

Di sini lah Ibu-Ayah menyusun pelbagai acara
Untuk rakyat Malaysia di bumi Muscat
Kalau lah boleh aku bertutur dan berbicara 
Manalah tahu di antara mereka boleh kupikat?

Sering kedengaran suara-suara anak
Sungguh hatiku teringin untuk berkawan 
Tapi apakan daya bukannya ku tak nak
Kami berbeza bagai bumi dan awan!

Kedatangan mereka boleh ku hidu
Kerana hidungku sensitif sekali
Terus aku di dukung manja oleh Ibu ku
Kerna aku ketakutan dan tak berapa friendly ... (LOL)

Pada teman Ibu-Ayah yang datang berkunjung
Ke Rumah Malaysia yang penuh bermakna
Melihat kemesraan kalian ku kagum dan sanjung
Ku doakan kalian gembira bersama-sama!


Sunday, October 6, 2013

Life Is NOT A Journey

Written by: Saban Kaplaq


Madam asked me to write something so here it goes..


Well..the title pretty much says what I am about to write.. it is quite skema though ..that's what kids nowadays say skemma… or poyo… I guess it means generic, unoriginal or rather common.

Life is not a journey (before the mullahs cut me in, I have to qualify this statement, yes it is a journey to God and the hereafter, but that’s a subject of another story).

anyway…

if it was a journey, we would all be rushing.

because a journey is a passage that take us to a pre determined destiny, unlike life…

I am looking at life as an open exploration spiced with all the succeeding discoveries that come across as we explore.

It is a walk in a park, aimless but with a positive connotation. Treasuring, enjoying and challenging every bits of all things surrounding us as we go - breathing the air, smelling the blooms, avoiding or skipping over patches, stepping on poos or dead crispy leafs, kicking pebbles, taking breaks, following stoned-path or rather finding all possible short-cuts there are, picking every twigs or walk on them…. it is just a stroll in a park.

As we treasure the course, we are adapting to or assimilate into it, emulating whenever it suits and finally settle down comfortably to where it takes us. As dynamic as the variables around us, so does our life. Though objective is often set, it changes in the fullness of time to suit us.

Notice how our priorities in life evolve over time. money planned to buy a boom boom bamm car stereos is now thought to be well spent on kids tuition fees instead,

or from a Georgio Armani outfit to an out of Ruwi taylor-made suit.

or a full set of Noretake to a 5-stiches functions Jenome

or working in a glamorous metropolitan KL to a quiet yallah 'free-parking everywhere' town of muscat…

or living a full packed 'sivaji the boss' action life to an action-less life where the only action happens when there is a 'sales' at Home Centerr (double rr, pun intended)

I bet we've never thought of these transitions when we were in our 20s or 30s. Point is, priority in life changes as we age.

why

because life is a quest of a continuous exploration with endless discoveries necessitating frequent adaptations, or changes to course of life to suits our present priorities. A journey will daunt us to plans towards a pre determined goal.

Monday, September 30, 2013

Sebuah Pengalaman Baru

Nukilan dari: Isteri Mithali


Oh! Ingatkan bila memasuki usia emas Sang Suami akan menghadiahkan 'demon-demon' atau sekurang-kurangnya seutas rantai emas ke... he he he ...

Tapi sebaliknya Sang Suami telah 'mengsurprisekan' Si Isteri tercinta dengan sebuah mesin berwarna putih dan berjenama Janome :D

Kawan-kawan rasa apakah agaknya hadiah tersebut? Hah Hah ... Jawabnya Mesin Jahit buatan Negara Jepun! Dah seminggu hadiah itu diterima, tapi Si Isteri tak buka lagi kotak tersebut sehinggalah pada hari yang bersejarah ini - Ahad bersamaan 23/11/1434.

Si Isteri telah meminta izin Sang Suami untuk menjemput seorang rakan yang mahir dalam banyak bidang termasuklah ilmu jahit menjahit. Maka bermulalah sesi tunjuk ajar dari pakar jahitan untuk Si Isteri ...

Mula-mula, mereka buka kotak dan keluarkan mesin. Seterusnya pasang plug kerana mesin tersebut mesin karan! Lepas tu, belajar cara-cara pasang benang sebelum sesi seterusnya. Si Isteri bercadang untuk buat selimut ala-ala 'patch work' buatan sendiri untuk di hadiahkan kepada Sang Suami :) Insyallah.




Si Isteri telah membeli kain di Kedai Ghafoor bercorak 'polka dot' dwi warna - kerim dan coklat! Kesemuanya satu meter (setengah meter setiap satu kain). Mudah-mudahan Sang Suami sukalah dengan pilihan Si Isteri. Setelah semuanya sedia, Pakar Menjahit telah memotong kain-kain bersegi empat 'patch work' mengikut citarasa Si Isteri. Kemudian diteruskan dengan menjahit kain-kain yang seperti 'perca' dan kelihatan sungguh cantik menjadi corak 'patch work'! Setakat itu, semuanya berjalan lancar. Alhamdulilah ...

Selesai pengajaran kepada Si Isteri oleh Pakar Menjahit, Si Isteri pun cuba membuatnya sendiri. "Wow! Cantiknya" jerit Si Isteri apabila melihat hasil tangannya yang telah menjadi seperti sehelai alas meja kecil dengan pertolongan Pakar Menjahit :D



Melihat hasil kerjatangan Si Isteri semakin menjadi dan semakin konfiden menggunakan mesin jahit karan itu, maka Pakar Menjahit pun meminta izin pulang dengan doa dan harapan Si Isteri dapat meneruskan jahitan tersebut menjadi selimut seperti yang di impikan he he he!

Sepeninggalan Pakar Menjahit, maka Si Isteri meneruskan jahitannya dengan tekun sekali. Tetapi, entah macamana atau di mana silapnya, benang jahitan asyik tersangkut di mesin jahit itu aje . Si Isteri acapkali memasangnya semula dan teruskan jahitannya. Lama-kelamaan, Si Isteri terus menjadi bosan kerana asyik kena betulkan benang jahitan dan kembali menjahit berulang-ulang. Dan acapkali juga tersalah jahit dan terpaksa membetulkannya. Aduh penatnya mata, tangan dan kaki Si Isteri (@^@) ...

Bila Sang Suami pulang dan melihat Si Isteri yang termenung panjang merenung hasil jahitannya yang kurang menjadi seperti yang di inginkan, Sang Suami berkata, "Tak mengapa Sayang, esok lusa boleh sambung belajar jahit lagi. Mungkin tadi belum khatam." Hah Hah Hah ...

(Dalam hati Si Isteri: "Hu Hu Hu ... Ah! Tak jadi lah buat selimut, tapi boleh lah kot jadi alas meja buat Perwakilan Muscat :D)